Isnin, 25 Jun 2007

Siswa Suarakan Pembangunan PLTN sangat rawan Bencana

Nggak cuman masyarakat kudus, demak, maupun pati. Namun Jepara juga bersuara. Namun sayang suara warga jepara terkadang tertutupi oleh mereka yang dari luar daerah dengan lebih gempar dengan banyak menguasai media. Jepara sudah melakukan penolakan jauh - jauh tahun. artinya bukan cuman tahun ini saja, namun semenjak tahun sembilanpuluhan sudah gembar - gembor menolak PLTN. Sayangnya saat itu, kudus, demak, pati semarang belum tergerak karena rezim sat itu tidak memugkinkan mereka bersuara. Ngomong saja sudah digebuki aparat. Nah baru kali ini mereka bersuara. Enak juga kalau media mau terbuka. Coba saja kalau dulu media mau mengakomodir penolakan rakyat jepara, pasti seru banget deh.
Nah, kalo saja para siswa jepara mau komentar pasti asyik juga. Nggak heran bila sebagian siswa jepara ngomong keras soal penolakn isu nuklir tersebut. ( yang jelas para pelajar jepara percaya, nggak mungkin akan dibangun PLTN di Jepara, berani mbangun ! nggak lama semua komponen bangunannya ilang lambat laun. Ingat kan dulu pemerintah juga mau mendirikan cap untuk pekerjanya. belum dibangun saja batunya pada ilang)

KOMITE MEDIA PELAJAR - KOMEP JEPARA

Telah terbentuk Komite Media Pelajar di Jepara yang anggotanya adalah semua siswa tingkat SMP/MTs/SMA/SMK/MA se Jepara yang di koordinir oleh para siswa sendiri.
Organisasi ini menjawab berbagai kebisuan di dunia pendidikan yang nota bene dikuasai oleh penentu kebijakan, baik Pemerintah, Sekolah maupun guru. Sehingga siswa hanya dijadikan sapi perah dan kelinci percobaan saja. Bisa dibayangkan kelinci yang nilainya dibawah 6 akan menjadi kelinci yang gagal dalam percobaan. Dan bisa disinyalir itulah pndidikan kita, bila ini terus dibiarkan.
Munculnya organisasi ini sebagai jawaban atas anggapan para guru bahwa siswa yang masuk disebuah sekolah itu bodoh. Padahal tidak satupun guru bahasa inggris yang mengajar para siswa bisa becus menjawab pertayaan matematika yang dilontarkan siswa. Jadi intinya, penjejalan bermacam - macam pelajaran membuat karakteristik siswa condong pada salah satu pelajaran yang di inginkankannya.
Munculnya organisasi ini lebih mengarah bagaimana memberdayuakan siswa melalui organisasio siswa itu sendiri dengan cara memanfaatkan media yang ada. So, bukan cuman media cetak aja, tapi juga media pembelajaran yang dilakukan oleh guru sendiri di kelas maupun media yang dikembangkan oleh siswa. Contoh saja media ajang kreasi siswa, media pameran bahkan seminar, diskusi kecil - kecilan maupun talk show diradio dll.